BJK || KABUPATEN BUNGO
Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang baru dilaksanakan penanamannya pada Tahun 2025 di Dusun Cilodang Kecamatan Pelepat seluas 28 hektar tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, terlihat dari kondisi bibit sawit yang sudah rusak Kamis (31/07/2025).
Awak media menelusuri PSR yang ada di Kecamatan Pelepat, terlihat sangat jelas kondisi bibit sawit yang sudah di tanam dalam keadaan kering dan kurang nutrisi seakan-akan bagaikan bibit afkir yang gagal untuk di tanam dan terkesan tidak normal hingga berdampak ke semua bibit yang ada di lahan tersebut.
Bibit berasal dari penangkaran benih Agro Mulya Lestari milik Asep Rudiman yang berlokasi di Dusun Baru Tabir Kabupaten Merangin.
Mirisnya lagi pada batang bibit tersebut terdapat label yang berisi barcode bersertifikat Mutu Benih yang di keluarkan oleh UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan Provinsi Jambi tertanggal 21 Februari 2025, dengan Nomor Sertifikat Mutu Benih (SMB) : 525.26/35/UPTD-BPSBTP/II/2025, keterangan selengkapnya dapat dilihat dari sertifikat mutu benih dibawah ini ;
Dengan kondisi bibit yang tidak memuaskan ini tentu saja membawa kekecewaan bagi petani karena jauh dari standar mutu bibit Main Nursery yang di labelkan oleh Pemerintah khususnya UPTD BPSBTP Provinsi Jambi, negara juga mengalami kerugian atas rusaknya bibit yang sudah di tanam tersebut.
Saat dimintai tanggapan ke beberapa petani sawit sekitarnya mereka meragukan mutu bibit tersebut, “kami ragu bang melihat kondisi bibit ini apakah benar bibit ini sesuai mutu yang sudah bersertifikat karena kalau dilihat dari keadaannya istilah kami itu ibarat seperti bibit cabutan ini bibitnya sudah kena penyakit dan no menular ke bibit yang lainnya, bisa-bisa gagal tanam”, ucap petani sawit.
Saat dikonfirmasi dengan Rusmen Mantan Ketua KUD Insun Medal via chat whatsapp bahwa “Lahannya ada seluas 28 hektar namun yang baru ditanam sekitar 20 hektar an”, jelas Rusmen.
Saat ditanyakan mengenai tanggapannya terhadap kondisi bibit saat ini, Rusmen mengatakan “bibit itu rusak karena cuaca kemarau sehingga mengalami kekeringan dan itu sudah resiko petani lagipula mereka mendesak untuk segera di tanam dan kami selaku pengurus KUD belum membayarkannya kepada penangkar bibit”, terang rusmen.
Rusmen juga menerangkan anggaran yang ditanggung pemerintah dalam program bantuan PSR adalah sebesar 60 juta rupiah per hektar dengan target sampai buah pasir. Dan Rusmen juga mengatakan jika media ijin menaikan berita nya silahkan saja ungkap rusmen Kepda media ini,
( Zainal Arifin )