BJK || Kota Bandar Lampung
Sepanjang periode Januari hingga Oktober 2025, Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bandarlampung mencatat 157 kasus kebakaran terjadi di wilayah kota. Mayoritas insiden tersebut menimpa bangunan milik warga, dengan penyebab utama korsleting listrik.

Kepala Bidang Pemadam Kebakaran, Irman Saputra, mengungkapkan bahwa bulan Juni menjadi periode dengan frekuensi kebakaran tertinggi sepanjang tahun ini.
“Kasus kebakaran paling banyak terjadi di bulan Juni, ada 21 kejadian. Paling banyak menimpa bangunan rumah warga dan umumnya disebabkan oleh korsleting listrik,” ujarnya, Rabu (22/10).
Dari seluruh peristiwa yang terjadi, Irman mencatat satu korban jiwa akibat kebakaran pada tahun ini. Insiden tragis tersebut terjadi pada minggu lalu, ketika satu unit rumah hangus terbakar dan menewaskan seorang pria berusia 21 tahun di dalam rumahnya.
“Itu satu-satunya korban jiwa yang kami temukan sejauh ini sepanjang tahun ini,” tambah Irman.
Sepanjang 10 bulan terakhir, total kerugian akibat kebakaran ditaksir mencapai Rp4,2 miliar. Meski jumlah kejadian masih tergolong tinggi, angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, menandakan adanya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap bahaya kebakaran.
“Ada penurunan signifikan dibanding tahun sebelumnya. Ini menunjukkan masyarakat mulai sadar dan lebih waspada,” tutup Irman.
Dinas Pemadam Kebakaran mengimbau warga untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi korsleting listrik, memastikan instalasi listrik dalam kondisi baik, dan tidak menumpuk beban daya berlebih pada satu titik sambungan.
Langkah kecil tersebut diharapkan dapat menekan angka kebakaran di sisa tahun 2025.
(Listra)



















































