BJK || Bandar Lampung
Dalam menyemarakkan bulan suci Ramadhan 1446 Hijriah, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Bandar Lampung menyelenggarakan kegiatan Pesantren Kilat yang diikuti oleh ratusan warga binaan. Kegiatan ini berlangsung mulai Selasa (04/03) hingga sepekan ke depan, menghadirkan tema khusus ‘Pelatihan Fardhu Kifayah’.
Kepala Lapas Narkotika Kelas IIA Bandar Lampung, Ade Kusmanto, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan kepribadian dan kerohanian bagi warga binaan.
“Kami berharap, melalui kegiatan ini, warga binaan dapat meningkatkan pemahaman agama dan memiliki bekal yang bermanfaat ketika kembali ke masyarakat,” ujarnya.
Tema ‘Pelatihan Fardhu Kifayah’ dipilih sebagai bentuk pembekalan bagi warga binaan agar memahami dan mampu melaksanakan kewajiban sosial keagamaan, terutama dalam pengurusan jenazah. Hal ini menjadi bekal penting bagi mereka untuk bisa lebih berkontribusi dalam kehidupan bermasyarakat setelah bebas.
“Tema ini dipilih dengan tujuan untuk memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan kepada warga binaan dalam melaksanakan kewajiban sosial keagamaan, khususnya dalam hal pengurusan jenazah,” tambah Kalapas.
Lebih dari sekadar pembelajaran agama, Pesantren Kilat ini juga diharapkan dapat membentuk karakter warga binaan agar lebih baik, lebih bertanggung jawab, dan lebih siap kembali ke tengah masyarakat.
“Dengan demikian, warga binaan diharapkan dapat kembali ke masyarakat sebagai individu yang lebih bermanfaat,” jelasnya.
Sementara itu, Ustaz Ubaidillah, selaku pemateri dalam kegiatan ini, menekankan pentingnya Pesantren Kilat sebagai sarana peningkatan iman dan takwa.
“Saya berharap, melalui kegiatan ini, saudara-saudara dapat mengambil hikmah dan pelajaran yang berharga. Jadikanlah Ramadhan ini sebagai titik balik untuk memperbaiki diri, bertaubat kepada Allah SWT, dan mempersiapkan diri untuk kembali ke masyarakat sebagai individu yang lebih baik,” pungkasnya.
Dengan antusiasme tinggi dari para warga binaan, Pesantren Kilat ini diharapkan mampu membawa perubahan positif dalam kehidupan mereka, menjadikan Ramadhan sebagai momentum introspeksi dan pembenahan diri menuju masa depan yang lebih baik.
(Herlan)